Sabtu, 14 November 2015

Pengalaman Menarik di Acara Jambore Anak Yatim se-Jawa Barat



Sabtu pagi tanggal 7 November 2015, saya bersama seorang teman kampus, namanya Irfan, berkesempatan mengikuti acara “Jambore Anak Yatim se-Jawa Barat” yang diadakan oleh Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU Cabang Bandung selama dua hari (7-8 November 2015) bertempat di Area Wahana Kampung Bamboo, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Berangkat dari kampus UIN SGD Bandung, saya bersama Irfan langsung menuju ke lokasi Kampung Bamboo sekitar satu jam perjalanan. Setiba disana, sekitar 100 anak yatim telah berkumpul dari berbagai daerah seperti Kota dan Kabupaten Bandung, Cimahi, Subang dan Kabupaten Karawang

Sementara saya langsung briefing bersama panitia lainnya yang berasal dari Universitas Padjajaran (UNPAD) dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Setelah mendapatkan tugasnya masing-masing, kami langsung menuju ke lapangan untuk membuka kegiatan JAMBORE anak yatim tersebut.

Setelah selesai pembukaan acara, para peserta yang seluruhnya anak yatim tersebut langsung dibagikan kelompok untuk disesuaikan dengan para pendamping dan mentornya sekaligus. Saya sendiri mendapat kelompok yang bernama “Muhammad Al-Fatih” yang selanjutnya kami semua diajak untuk bermain sebuah game seru dan menarik.

Pada game ini kerjasama tim sangat dibutuhkan untuk memenangkannya. Setelah selesai bermain game, kami pun istirahat sejenak untuk melaksanakan shalat dzuhur berjamaah dan makan siang. Selanjutnya, seluruh peserta yatim ini diajak untuk mendengarkan dua orang pemateri.

Pemateri pertama bernama Abdan Syakuro. Abdan adalah seorang hafidz alquran yang baru berusia 15 tahun. Abdan yang menghafalkan alquran kurang lebih selama 21 bulan ini mengutip sebuah hadits dan mengatakan bahwa, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Alquran dan menyebarkan ilmunya”.

Pemateri kedua adalah Febriyanti Almira. Febriyanti ini merupakan seorang penulis buku yang berjudul “Be a Great Muslimah”. Febriyanti menyampaikan bahwa semua prinsip yang dibentuk harus dimulai sejak kecil agar jika sudah dewasa tidak menyesal.

Setelah acara pemateri selesai, kami semua langsung mengambil wudhu untuk melakukan shalat ashar berjamaah, panitia pun meminta seluruh peserta anak yatim berdiskusi dengan para mentornya masing-masing untuk membuat sebuah ‘yel-yel’ dan pentas seni apa yang ingin ditunjukan pada malam hari nanti.

Saya pun bersama kelompok langsung berdiskusi untuk membuat sebuah yel-yel dan pentas seni apa yang ingin ditunjukan malam nanti. Setelah berdiskusi dengan kelompok, akhirnya kami ingin menunjukkan sebuah pentas seni dakwah atau ceramah dan juga menampilkan sebuah yel-yel yang bunyinya:

Regunya Al-Fatih
Regu yang terbaik
Regu yang terkompak
Ya iyalah

Regunya Al-Fatih
Regu yang terindah
Dan takkan menyerah
Ya iyalah

Apapun yang terjadi
Ku kan slalu dukung Al-Fatih
Janganlah kau bersedih
Grup Al-Fatih memang terhebat

Itulah yel-yel kelompok yang saya dampingi saat maju kedepan, setelah itu kelompok yang lain mulai menampilkan yel-yel dan pentas seninya masing-masing sambil menyalakan api unggun. Setelah semua selesai menampilkan pentas seni, mereka langsung menuju tenda masing-masing untuk istirahat malam.

Esok harinya, Minggu 8 November 2015, seluruh peserta kembali mengikuti acara games yang tentunya lebih asik dan seru seperti seperti wall climbing, army zone, simulasi banjir, high rope, flying fox, water bridge, balapan rakit dan lomba menangkap ikan. Acara jambore anak yatim se-Jawa Barat ini pun ditutup dengan pemilihan pemenang lomba, penyerahan hadiah, serta pembagian doorprize. (FKA)









Unknown

About Unknown

FARIS KASYFI AZIZ | Mahasiswa FidKom - Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Semester 3 di UIN SGD Bandung | Tinggal di Jatiasih Kota Bekasi, Jawa Barat.

Subscribe to this Blog via Email :